Pengertian Tawaf Wada, Bacaan Doa dan Hikmah di Dalamnya
Tawaf wada merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah haji dan umroh yang dilaksanakan oleh jamaah ketika akan meninggalkan Mekkah, dan karenanya tawaf ini juga disebut sebagai tawaf perpisahan. Meskipun pelaksanaan tawaf wada disebut sunnah, namun pengerjaannya sangat dianjurkan karena memiliki banyak hikmah. Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertian tawaf wada bacaan doa saat pelaksanaanya.
Pengertian Tawaf Wada
Bagi jamaah haji maupun umroh, tentunya perlu mengetahui pengertian tawaf wada terlebih dahulu sebelum memahami hikmah di dalamnya.
Secara bahasa, kata “tawaf” berarti berputar mengelilingi sesuatu, sedangkan kata “wada” diartikan sebagai perpisahan. Dalam pelaksanaannya tawaf wada sering disebut dengan tawaf ash-shadar (keluar), karena pengerjaannya yang paling terakhir saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Jadi dapat diartikan bahwa tawaf wada adalah tawaf perpisahan atau amaliah terakhir dengan Baitullah atau Ka’bah.
Baca Juga: Umroh Juni 2025
Tata Cara Tawaf Wada
Setelah mengetahui pengertian tawaf wada, jamaah perlu memperlajari terkait tata cara tawaf wada. Hal ini tentunya perlu dilaksanakan sesuai dengan syariat islam supaya pengerjaannya sah. Simak tata cara pelaksanaan tawaf wada, berikut ini:
-
Memenuhi Syarat Sah
Sama seperti rangkaian ibadah lainnya, tawaf wada juga memiliki syarat sah yang harus jamaah haji penuhi. Syarat tersebut meliputi:
- Suci dari hadas besar dan hadas kecil (berwudhu)
- Menutup aurat dengan baik dan benar sesuai syariat Islam
- Sedang dalam keadaan ihram (khusus untuk jamaah haji)
-
Membaca Niat Tawaf Wada
Awali tawaf wada dengan membaca niat sebagai berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي نَوَيْتُ طَوَافَ بَيْتِكَ الْمُعَظَّمِ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ فَاسِرُوا لِي وَتَقَبَّلْهُ مِنِّي بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Latin : “Allaahumma innii nawaitu thawaafa baitikal mu’azhzhami sab’ata asyawaathin fayassirhu lii wa taqabbalhu minnii bismillaahi Allahu Akbaru Allahu Akbaru wa lillaahil hamdu.”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berniat tawaf di rumah-Mu yang agung dengan tujuh kali putaran. Maka mudahkanlah untukku dan terimalah tawaf itu dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji.”
-
Tawaf Wada dilakukan dengan Tenang dan Khusyuk
Tata cara tawaf wada selanjutnya ialah tenang. Jamaah tidak perlu melakukan dengan berlari-lari, melainkan cukup dengan memandang Ka’bah dan berdoa di depan pintu gerbang Masjidil Haram.
-
Tidak Dianjurkan untuk Wanita yang sedang Haid
Tawaf wada tidak perlu dilakukan bagi jamaah haji wanita yang sedang haid. Ini merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, yang berkata, “Manusia diperintahkan supaya akhir perjumpaan (dengan Baitullah) itu dengan menjalankan tawaf di Baitullah, tetapi perempuan yang sedang haid diberi dispensasi terkait hal ini.” (HR Bukhari dan Muslim).
-
Perbanyak Doa dan Dzikir
Selama mengerjakan tawaf wada, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir guna mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai bentuk kekaguman atas kekuasaan-Nya.
Bacaan Doa saat Tawaf Wada
Adapun beberapa doa tawaf wada yang bisa Anda amalkan, di antaranya :
-
Bacaan Doa Memulai Tawaf Wada
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Latin : “Bismillāhi wallāhu akbar.”
Artinya : “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar”
-
Doa Meminta Perlindungan Saat Tawaf Wada
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اللهُ أَكْبَرُ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصَدِّيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءاً بِعِبَادِكَ وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ .اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هٰذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
Latin : “Bismillāhi wallāhu akbar. Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama.
Innal-lażī faraḍa ‘alaikal-qur’āna larādduka ilā ma‘ād(in). Allâhumma hawwin ‘alainâ safaranâ hâdzâ, wa-thwi ‘annâ bu‘dahu. Allâhumma antash shâḫibu fis safari, wal khalîfatu fil ahli. Allâhumma innî a‘ûdzubika min wa‘tsâ-is safari wa ka-âbatil mandhari wa sû-il munqalabi fil mâli wal ahli”
Artinya : “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah dan segala puji hanya kepada Allah, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar, tiada daya [untuk meraih manfaat] dan tiada kekuatan [untuk menolak bahaya], kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Salawat dan salam bagi junjungan Rasulullah Saw. Ya Allah, aku datang kemarin karena iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan karena mengikuti sunah Nabi-Mu Muhammad Saw.
Sesungguhnya [Allah] yang mewajibkan engkau [Nabi Muhammad untuk menyampaikan dan berpegang teguh pada] Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan kami dan keridhaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini. Dekatkanlah jauhnya jarak perjalanan ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam perjalanan ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perjalanan yang sulit lagi melelahkan, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk, baik dalam harta maupun keluarga.”
-
Doa Setelah Tawaf Wada
اللَّهُمَّ، البَيْتُ بَيْتُكَ، وَالعَبْدُ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، حَمَلْتَنِي عَلَى مَا سَخَّرْتَ لِيْ مِنْ خَلْقِكَ، حَتَّى سَيَّرْتَنِي فِي بِلَادِكَ، وَبَلَّغْتَنِي بِنِعْمَتِكَ حَتَّى أَعَنْتَنِي عَلَى قَضَاءِ مَنَاسِكِكَ، فَإِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّي فَازْدَدْ عَنِّي رِضًى، وَإِلَّا فَمُنَّ الآنَ قَبْلَ أَنْ يَنْأَى عَنْ بَيْتِكَ دَارِي، هَذَا أَوَانُ انْصِرَافِي، إِنْ آذَنْتَ لِي غَيْرَ مُسْتَبْدِلٍ بِكَ وَلَا بِبَيْتِكَ، وَلَا رَاغِبٍ عَنْكَ وَلَا عَنْ بَيْتِكَ
اللَّهُمَّ فَأَصْحِبْنِي العَافِيَةَ فِي بَدَنِي وَالعِصْمَةَ فِي دِيْنِي، وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِي، وَارْزُقْنِي طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنِي وَاجْمَعْ لِي خَيْرَيِ الآخِرَةِ وَالدُّنْيَا، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Latin : “Allāhumma albaytu baytuka, wal ‘abdu abduka, wabnu ‘abdika wabnu amatika, hamaltanī alā mā sakhkharta lī min khalqika hattā sayyartanī fī bilādika wa ballaghtanī bi ni‘matika hattā a‘antanī ‘alā qadhā’i manāsikika, fa in kunta radhīta ‘annī fazdad ‘annī ridha, wa illā fa munnal āna qabla an yan’ā ‘an baytika dārī, hādzā awānu inshirāfī, in ādzanta lī ghayra mustabdilin bika wa lā bi baytika, wa lā rāghibin ‘anka wa lā ‘an baytika.
Allāḥumma fa ashhibnīl ‘āfiyata fī badanī wal ‘ishmata fī dīnī, wa ahsin munqalabī, warzuqnī thā‘ataka mā abqaytanī, wajma‘ lī khayrayil ākhirati wad duniyā, innaka ‘alā kulli syay‘in qadīr”
Artinya : “Ya Allah, Ka’bah ini adalah rumah-Mu, hamba ini adalah hamba-Mu; putra hamba-Mu [Adam] dan putra hamba-Mu (Hawa), Kau membawaku di atas kendaraan yang Kau tundukkan hingga Kau Jalankan aku di berbagai negeri-Mu, Kau sampaikan aku dengan nikmat-Mu sehingga Kau membantuku dalam melaksanakan manasik-Mu. Jika Kau meridhaiku, tambahkan rida-Mu bagiku. Jika tidak, maka karuniakanlah saat ini sebelum aku meninggalkan rumah-Mu menuju rumahku. Ini waktu keberangkatanku–bila Kau mengizinkanku–bukan untuk menggantikan-Mu dan rumah-Mu, bukan karena membenci-Mu atau rumah-Mu.”
Ya Allah, temanilah aku dengan kesehatan jasmani dan perlindungan dalam agamaku, baguskan tempat pulangku, karuniakanlah aku ketaatan pada-Mu selama Kau berikan hidup padaku, kumpulkanlah padaku kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, sungguh Aku maha kuasa atas segala sesuatu,”
Baca Juga: Doa Agar Bisa Umroh
Hikmah Pelaksanaan Tawaf Wada
Tawaf wada bukanlah sekedar amaliah perpisahan, tetapi juga momen untuk introspeksi diri yang memiliki banyak hikmah. Adapun hikmah tawaf wada yakni :
- Tawaf wada mengingatkan Anda bahwa semua kenikmatan di dunia hanya bersifat sementara. Perpisahan dengan Baitullah melambangkan perpisahan Anda dengan duniawi menuju alam akhirat.
- Pengalaman tawaf wada diharapkan dapat menumbuhkan rasa syukur dan meningkatkan ketaatan Anda kepada Allah.
- Tawaf wada menjadi momen untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama berada di Mekkah.
- Sebagai penanda berakhirnya ibadah haji/umroh, tawaf wada diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus mengingat nilai-nilai islam di kehidupan sehari-hari.
- Bagi Anda yang mungkin belum bisa menyelesaikan rangkaian ibadah dengan maksimal, tawaf wada menjadi pengingat untuk bisa kembali lagi ke Mekkah dan menyelesaikan ibadah tersebut di masa depan.
Demikian tadi pengertian tawaf wada di Baitullah lengkap dengan tata cara dan bacaan doa yang bisa jamaah haji/umroh amalkan. Semoga dapat menjadi gambaran bagi Anda semua, ya.