Ewin | Indra | Rini | Hana |
Daftar Haji
Daftar Umrohdisini
Daftar Umroh terpercaya
Daftar ini Isi
Daftar itu Isi
Daftarsegera Umroh
Badal Haji
Daftar Haji
Badal Haji
Ewin | Riny | Uchi |
Daftar Umroh
Daftar Haji
Badal Haji
miqat umroh

5 Lokasi Miqat Umroh di Mekkah, Ada Tempat Rasulullah pernah Berteduh

 

Jika Anda sedang berencana berangkat umroh ke Tanah Suci, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan sebelum mengawali ibadah, salah satunya miqat umroh. Di sini, jemaah akan mengucapkan niat umroh sambil mengenaikan pakaian ihram yang ditentukan, sebagai tanda dimulainya rangkaian ibadah. 

Pengertian miqat umroh sendiri mengacu pada tempat-tempat tertentu sebagai batas awal jemaah sebelum memasuki kota Mekkah untuk menunaikan rangkaian ibadah umroh. Melanjutkan kebijakan yang sudah ada sejak jaman Rasulullah, yang pada awalnya dilakukan untuk memastikan bahwa jemaah benar-benar melakukan syarat wajib dan rukun umroh sesuai syariat. 

Untuk bisa mengambil miqat umroh dengan sempurna, calon jemaah sebaiknya menuju ke lokasi miqat umroh yang terkenal dengan keistimewaannya. Berikut ulasannya untuk Anda.

Hukum Miqat Umroh

Bagi setiap jemaah yang hendak menunaikan ibadah umroh, pelaksanaan miqat umroh merupakan suatu kewajiban yang berarti hukumnya wajib. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan : 

“Barang siapa yang hendak pergi haji atau umrah, maka hendaklah dia melakukan ihram di miqat yang telah ditentukan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa mengikuti miqat adalah kewajiban bagi setiap jamaah yang hendak melaksanakan ibadah di Tanah Suci, baik itu haji atau umroh.

Mengapa Miqat Penting dalam Ibadah Umroh?

Miqat dalam umroh menjadi satu bagian inti sebagai pembuka dari keseluruhan ibadah umroh itu sendiri. Rangkaian ini juga menjadi bagian dari syarat sahnya ibadah umroh yang jemaah lakukan. Karenanya, jika diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, umroh juga membutuhkan rute dan tujuan yang jelas. Miqat adalah titik awal yang mengarahkan jemaah, melewatkan miqat maka umroh bisa tidak terarah dan sulit sampai tujuan.

Selain itu, miqat umroh juga memiliki beberapa keutamaan penting dalam ibadah umroh, di antaranya : 

  1. Tanda dimualainya ibadah umroh buat jemaah secara resmi. 
  2. Menunaikan miqat ihram buat jemaah berarti memenuhi syarat wajib ibadah umroh. 
  3. Berhenti di miqat umroh menjadi pengingat buat setiap jemaah untuk menjaga kesucian diri selama perjalanan ibadah.

Mengenal 2 Jenis Miqat Umroh, Apa Perbedaannya?

Supaya bisa melaksanakan ibadah umroh sesuai dengan tuntunan syariat, simak penjelasan jenis-jenis miqat umroh dan perbedaannya. 

  •  Miqat Zamani

Ini adalah miqat yang mengatur batas waktu umroh serta haji, artinya menentukan kapan jemaah dapat menunaikan ibadah menurut syariat dalam setahun. Waktu yang harus dipatuhi oleh jemaah haji yakni pada bulan Zulhijah, hari-hari Arafah, Mina dan Muzdalifah. Berbeda dengan ibadah umroh yang tidak memiliki batasan waktu, yang mana jemaah umroh bisa dilakukan kapan saja selama setahun. 

  • Miqat Makani 

Selain miqat zamani yang mengatur waktu pelaksanaan, ada juga miqat makani yang merujuk pada batas tempat yang harus dilalui oleh jemaah umroh juga haji. Pada proses miqat ini, jemaah diharuskan berniat sambil mengenakan pakaian ihram sebagai simbol dimulainya rangkaian ibadah. 

Baik miqat makani maupun miqat zamani sama-sama penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Hal yang membedakan keduanya ialah miqat makani mendasari dimana jemaah mulai berihram, sementara miqat zamani menentukan kapan waktu yang tepat untuk berangkat umroh dan haji ke Tanah Suci.

Titik Lokasi Miqat Umroh

Rangkaian miqat umroh dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Tentunya, tempat tersebut tidak boleh dilakukan sembarang, sebab menjadi syarat keabsahan ibadah itu sendiri. Berikut titik lokasi miqat umroh yang perlu jemaah ketahui, di antaranya :

  • Zatu Irqin

Jemaah umroh yang datang dari wilayah utara umumnya memulai miqat di Zatu Irqin. Daerah berbukit dan berbatu khas Arab Saudi ini dianggap lebih terisolasi karena lokasinya yang lebih jauh jika dibandingkan dengan titik miqat umroh lainnya. Oleh karena itu titik ini kurang relevan untuk jemaah Indonesia sebab tempatnya tidak ada dalam rute yang dilewati. 

  • Juhfah

Terletak sekitar 187 km dari arah barat laut Mekkah, Juhfah menjadi salah satu titik miqat umroh yang cukup strategis karena lokasinya yang dekat dengan jalur transportasi utama menuju Tanah Suci. Biasanya jemaah dari Mesir, Maroko, Sudan dan negara barat Arab Saudi lain mengambil miqat umroh di Juhfah untuk memulai ihram.  Jemaah Indonesia juga diperbolehkan mengambil miqat di Juhfah, namun Anda harus mencapai Mekkah dengan mengambil rute dari arah barat.  

  • Qarn al-Manazil

Selanjutnya ada Qarn al-Manazil, yakni titik miqat umroh untuk jemaah yang dari dari Riyadh, Najd, dan wilayah lainnya yang berada di sisi timur Mekkah. Nilai sejarah dan keberkahan dari tempat ini juga tidak main-main, sebab dulunya pernah digunakan oleh Rasulullah untuk mengambil miqat. 

  • Dzulhulaifah atau Bir Ali

Mengunjungi Madinah  sebelum menuju Mekkah banyak dilakukan oleh jemaah asal Indonesia. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah, jemaah singgah terlebih dahulu di Dzul Hulaifah (Bir Ali) untuk memulai niat ihram di sini. Dikatakan tempat ini pernah menjadi lokasi berteduh Nabi Muhammad SAW, tepatnya di bawah sebuah pohon berjenis akasia. Karenanya bukan hanya sekedar titik miqat umroh, Dzul Hulaifah (Bir Ali) jadi salah satu tempat yang sangat dihormati dengan segala keistimewaannya. 

  • Yalamlam

Titik miqat umroh yang terakhir yakni Yalamlam. Berada di daerah perbukitan sekitar 92 km sebelah tenggara kota Mekkah,  jemaah yang datang dari arah selatan mengambil miqat umroh di sini. Tempat miqat ini juga biasa dilalui oleh jemaah yang berangkat dari Asia seperti Jepang, India, serta Indonesia.

Adakah Perbedaan Keutamaan Ibadahd ari Setiap Titik Miqat Umroh?

Keberagaman titik miqat umroh bukan menjadi cerminan dari adanya perbedaan keutamaan, hanya saja sebagai kemudahan dari Allah bagi umat-Nya dari setiap arah untuk menuju Tanah Suci. Ciri khas dari setiap miqat umroh hanya berkaitan dengan jejak sejarah yang melekang di lokasi masing-masing. Namun, keabsahan ibadah serta nilai keberkahan dari umroh tidak akan berkurang, entah dari mana titik awal miqat dipilih oleh jemaah. 

Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Miqat 

Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengambil miqat umroh, di antaranya : 

  1. Saat memasuki miqat, niatkan dalam hati untuk berihram. Niat ini merupakan rukun wajib ibadah umrah.
  2. Kenakan pakaian ihram yang sesuai. Untuk laki-laki, pakaian ihram terdiri dari dua kain putih tanpa jahitan yang menutupi seluruh tubuh kecuali bagian antara pusar dan lutut. Untuk perempuan, pakaian ihram haruslah longgar dan menutupi seluruh tubuh.
  3. Setelah berpakaian ihram, dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah dua rakaat.
  4. Ucapkan kalimat talbiyah (labbayka Allahumma labbayk, labbayka laa syarika laka labbayk, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak) secara terus-menerus hingga sampai di Mekkah, seusai melaksanakan sholat sunnah.
  5. Patuhi larangan-larangan ihram seperti, mencukur rambut, memakai wewangian, membunuh binatang serta melakukan tindakan tak terpuji.

Pentingnya Memahami Lokasi Miqat Umroh buat Calon Jemaah

Bagi setiap calon jemaah umroh, memahami lokasi miqat adalah hal yang sangat penting untuk memastikan ibadah mereka sah dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Miqat adalah batas tempat yang telah ditetapkan di luar kota Mekkah, yang mengharuskan jemaah untuk mengenakan pakaian ihram dan berniat untuk memulai ibadah sebelum memasuki Mekkah.

pengertian tawaf wada

Pengertian Tawaf Wada, Bacaan Doa dan Hikmah di Dalamnya

 

Tawaf wada merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah haji dan umroh yang dilaksanakan oleh jamaah ketika akan meninggalkan Mekkah, dan karenanya tawaf ini juga disebut sebagai tawaf perpisahan. Meskipun pelaksanaan tawaf wada disebut sunnah, namun pengerjaannya sangat dianjurkan karena memiliki banyak hikmah. Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertian tawaf wada bacaan doa saat pelaksanaanya.

Pengertian Tawaf Wada

Bagi jamaah haji maupun umroh, tentunya perlu mengetahui pengertian tawaf wada terlebih dahulu sebelum memahami hikmah di dalamnya.

Secara bahasa, kata “tawaf” berarti berputar mengelilingi sesuatu, sedangkan kata “wada” diartikan sebagai perpisahan. Dalam pelaksanaannya tawaf wada sering disebut dengan tawaf ash-shadar (keluar), karena pengerjaannya yang paling terakhir saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Jadi dapat diartikan bahwa tawaf wada adalah tawaf perpisahan atau amaliah terakhir dengan Baitullah atau Ka’bah.

Baca Juga: Umroh Juni 2025

Tata Cara Tawaf Wada

Setelah mengetahui pengertian tawaf wada, jamaah perlu memperlajari terkait tata cara tawaf wada. Hal ini tentunya perlu dilaksanakan sesuai dengan syariat islam supaya pengerjaannya sah. Simak tata cara pelaksanaan tawaf wada, berikut ini:

  1. Memenuhi Syarat Sah

Sama seperti rangkaian ibadah lainnya, tawaf wada juga memiliki syarat sah yang harus jamaah haji penuhi. Syarat tersebut meliputi:

  • Suci dari hadas besar dan hadas kecil (berwudhu)
  • Menutup aurat dengan baik dan benar sesuai syariat Islam
  • Sedang dalam keadaan ihram (khusus untuk jamaah haji)
  1. Membaca Niat Tawaf Wada

Awali tawaf wada dengan membaca niat sebagai berikut :

اللَّهُمَّ إِنِّي نَوَيْتُ طَوَافَ بَيْتِكَ الْمُعَظَّمِ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ فَاسِرُوا لِي وَتَقَبَّلْهُ مِنِّي بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Latin : “Allaahumma innii nawaitu thawaafa baitikal mu’azhzhami sab’ata asyawaathin fayassirhu lii wa taqabbalhu minnii bismillaahi Allahu Akbaru Allahu Akbaru wa lillaahil hamdu.”

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berniat tawaf di rumah-Mu yang agung dengan tujuh kali putaran. Maka mudahkanlah untukku dan terimalah tawaf itu dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji.”

  1. Tawaf Wada dilakukan dengan Tenang dan Khusyuk

Tata cara tawaf wada selanjutnya ialah tenang. Jamaah tidak perlu melakukan dengan berlari-lari, melainkan cukup dengan memandang Ka’bah dan berdoa di depan pintu gerbang Masjidil Haram.

  1. Tidak Dianjurkan untuk Wanita yang sedang Haid

Tawaf wada tidak perlu dilakukan bagi jamaah haji wanita yang sedang haid. Ini merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, yang berkata, “Manusia diperintahkan supaya akhir perjumpaan (dengan Baitullah) itu dengan menjalankan tawaf di Baitullah, tetapi perempuan yang sedang haid diberi dispensasi terkait hal ini.” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Perbanyak Doa dan Dzikir

Selama mengerjakan tawaf wada, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir guna mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai bentuk kekaguman atas kekuasaan-Nya.

Bacaan Doa saat Tawaf Wada

Adapun beberapa doa tawaf wada yang bisa Anda amalkan, di antaranya :

  1. Bacaan Doa Memulai Tawaf Wada

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Latin : “Bismillāhi wallāhu akbar.”

Artinya : “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar”

  1. Doa Meminta Perlindungan Saat Tawaf Wada

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اللهُ أَكْبَرُ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصَدِّيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءاً بِعِبَادِكَ وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ .اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هٰذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Latin : “Bismillāhi wallāhu akbar. Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama.

Innal-lażī faraḍa ‘alaikal-qur’āna larādduka ilā ma‘ād(in). Allâhumma hawwin ‘alainâ safaranâ hâdzâ, wa-thwi ‘annâ bu‘dahu. Allâhumma antash shâḫibu fis safari, wal khalîfatu fil ahli. Allâhumma innî a‘ûdzubika min wa‘tsâ-is safari wa ka-âbatil mandhari wa sû-il munqalabi fil mâli wal ahli”

Artinya : “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah dan segala puji hanya kepada Allah, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar, tiada daya [untuk meraih manfaat] dan tiada kekuatan [untuk menolak bahaya], kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Salawat dan salam bagi junjungan Rasulullah Saw. Ya Allah, aku datang kemarin karena iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan karena mengikuti sunah Nabi-Mu Muhammad Saw.

Sesungguhnya [Allah] yang mewajibkan engkau [Nabi Muhammad untuk menyampaikan dan berpegang teguh pada] Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan kami dan keridhaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini. Dekatkanlah jauhnya jarak perjalanan ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam perjalanan ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perjalanan yang sulit lagi melelahkan, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk, baik dalam harta maupun keluarga.”

  1. Doa Setelah Tawaf Wada

اللَّهُمَّ، البَيْتُ بَيْتُكَ، وَالعَبْدُ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، حَمَلْتَنِي عَلَى مَا سَخَّرْتَ لِيْ مِنْ خَلْقِكَ، حَتَّى سَيَّرْتَنِي فِي بِلَادِكَ، وَبَلَّغْتَنِي بِنِعْمَتِكَ حَتَّى أَعَنْتَنِي عَلَى قَضَاءِ مَنَاسِكِكَ، فَإِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّي فَازْدَدْ عَنِّي رِضًى، وَإِلَّا فَمُنَّ الآنَ قَبْلَ أَنْ يَنْأَى عَنْ بَيْتِكَ دَارِي، هَذَا أَوَانُ انْصِرَافِي، إِنْ آذَنْتَ لِي غَيْرَ مُسْتَبْدِلٍ بِكَ وَلَا بِبَيْتِكَ، وَلَا رَاغِبٍ عَنْكَ وَلَا عَنْ بَيْتِكَ

اللَّهُمَّ فَأَصْحِبْنِي العَافِيَةَ فِي بَدَنِي وَالعِصْمَةَ فِي دِيْنِي، وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِي، وَارْزُقْنِي طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنِي وَاجْمَعْ لِي خَيْرَيِ الآخِرَةِ وَالدُّنْيَا، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Latin : “Allāhumma albaytu baytuka, wal ‘abdu abduka, wabnu ‘abdika wabnu amatika, hamaltanī alā mā sakhkharta lī min khalqika hattā sayyartanī fī bilādika wa ballaghtanī bi ni‘matika hattā a‘antanī ‘alā qadhā’i manāsikika, fa in kunta radhīta ‘annī fazdad ‘annī ridha, wa illā fa munnal āna qabla an yan’ā ‘an baytika dārī, hādzā awānu inshirāfī, in ādzanta lī ghayra mustabdilin bika wa lā bi baytika, wa lā rāghibin ‘anka wa lā ‘an baytika.

Allāḥumma fa ashhibnīl ‘āfiyata fī badanī wal ‘ishmata fī dīnī, wa ahsin munqalabī, warzuqnī thā‘ataka mā abqaytanī, wajma‘ lī khayrayil ākhirati wad duniyā, innaka ‘alā kulli syay‘in qadīr”

Artinya : “Ya Allah, Ka’bah ini adalah rumah-Mu, hamba ini adalah hamba-Mu; putra hamba-Mu [Adam] dan putra hamba-Mu (Hawa), Kau membawaku di atas kendaraan yang Kau tundukkan hingga Kau Jalankan aku di berbagai negeri-Mu, Kau sampaikan aku dengan nikmat-Mu sehingga Kau membantuku dalam melaksanakan manasik-Mu. Jika Kau meridhaiku, tambahkan rida-Mu bagiku. Jika tidak, maka karuniakanlah saat ini sebelum aku meninggalkan rumah-Mu menuju rumahku. Ini waktu keberangkatanku–bila Kau mengizinkanku–bukan untuk menggantikan-Mu dan rumah-Mu, bukan karena membenci-Mu atau rumah-Mu.”

Ya Allah, temanilah aku dengan kesehatan jasmani dan perlindungan dalam agamaku, baguskan tempat pulangku, karuniakanlah aku ketaatan pada-Mu selama Kau berikan hidup padaku, kumpulkanlah padaku kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, sungguh Aku maha kuasa atas segala sesuatu,”

Baca Juga: Doa Agar Bisa Umroh

Hikmah Pelaksanaan Tawaf Wada

Tawaf wada bukanlah sekedar amaliah perpisahan, tetapi juga momen untuk introspeksi diri yang memiliki banyak hikmah. Adapun hikmah tawaf wada yakni :

  1. Tawaf wada mengingatkan Anda bahwa semua kenikmatan di dunia hanya bersifat sementara. Perpisahan dengan Baitullah melambangkan perpisahan Anda dengan duniawi menuju alam akhirat.
  2. Pengalaman tawaf wada diharapkan dapat menumbuhkan rasa syukur dan meningkatkan ketaatan Anda kepada Allah.
  3. Tawaf wada menjadi momen untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama berada di Mekkah.
  4. Sebagai penanda berakhirnya ibadah haji/umroh, tawaf wada diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus mengingat nilai-nilai islam di kehidupan sehari-hari.
  5. Bagi Anda yang mungkin belum bisa menyelesaikan rangkaian ibadah dengan maksimal, tawaf wada menjadi pengingat untuk bisa kembali lagi ke Mekkah dan menyelesaikan ibadah tersebut di masa depan.

Demikian tadi pengertian tawaf wada di Baitullah lengkap dengan tata cara dan bacaan doa yang bisa jamaah haji/umroh amalkan. Semoga dapat menjadi gambaran bagi Anda semua, ya.

Jika Anda ingin mewujudkan impian ke Baitullah, dan segera merencanakan perjalanan kesana, pastikan untuk mengetahui rincian program & budget umrah yang perlu disiapkan agar ibadah berjalan lancar tanpa kendala. Mulailah persiapan sejak sekarang, karena setiap niat baik pasti Allah mudahkan.

apa itu tahallul

Apa Itu Tahallul? Pengertian, Hukum, dan Tata Caranya dalam Umroh

 

Tahallul adalah salah satu rukun penting dalam ibadah umroh yang menandakan berakhirnya larangan ihram. Namun, masih banyak jamaah yang bertanya-tanya, apa itu tahallul, bagaimana tata caranya, dan apakah harus mencukur rambut hingga botak? Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang tahallul dalam umroh, mulai dari sejarahnya, jenis-jenisnya, hingga doa yang dianjurkan.

Apa itu Tahallul?

Tahallul dalam ibadah umroh mengacu pada keadaan dimana Anda telah terbebas dari perbuatan yang sebelumnya tidak boleh Anda lakukan ketika masih dalam keadaan berihram. Hal ini sejalan dengan pengertiannya secara bahasa, tahallul atau tahallala yatahallalu tahallulan yang artinya menjadi boleh atau halal.

Beberapa aktivitas yang termasuk ke dalam larangan ihram seperti mengenakan pakaian berjahit, menggunakan parfum, hingga melakukan hubungan suami istri. Adapun kegiatan yang merupakan rukun umroh terakhir ini berupa menggunting atau mencukur beberapa helai rambut. Itu artinya dengan Anda melakukan tahallul, maka selesai sudah rangkaian ibadah umroh Anda.

Sejarah Tahallul

Latar belakang Tahallul berangkat dari dalil QS. Al-Fath ayat 27, yang berbunyi: “Sungguh, Allah benar-benar akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenar-benarnya, (yaitu) bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala, dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan sebelum itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.”

Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa mimpi Nabi Muhammad ﷺ tentang memasuki Masjidilharam adalah wahyu yang benar. Awalnya, kaum Quraisy menghalangi Nabi dan para sahabat untuk memasuki Makkah saat peristiwa Hudaibiyah. Namun, Allah menjanjikan bahwa mereka akan dapat melaksanakan umroh pada tahun berikutnya dengan aman. Sebagai bagian dari rangkaian ibadah umroh, sebagian sahabat akan mencukur rambut (halq), sementara yang lain akan memendekkannya (taqshir), kedua hal ini merupakan bentuk tahallul yang menandai berakhirnya ihram.

Jenis Tahallul dalam Umroh

Berbeda dengan ibadah haji yang memiliki dua macam tahallul, dalam ibadah umroh, hanya ada satu jenis saja, yaitu tahallul umroh. Jenis tahallul ini hanya boleh Anda lakukan setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah umroh seperti thawaf, sa’i, baru kemudian tahallul. Karena tahallul sendiri merupakan rangkaian terakhir atau disebut sebagai penutup dari proses ibadah.

Hukum Tahallul

Hukum melaksanakan tahallul adalah wajib. Hal ini selaras dengan isi dari surah Al-Fath ayat 27 yang berbunyi :

لَقَدْ صَدَقَ اللّٰهُ رَسُوْلَهُ الرُّءْيَا بِالْحَقِّۚ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۙ مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ لَا تَخَافُوْنَۗ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوْا فَجَعَلَ مِنْ دُوْنِ ذٰلِكَ فَتْحًا قَرِيْبًا

Latin : “Laqad shadaqallâhu rasûlahur-ru’yâ bil-ḫaqq, latadkhulunnal-masjidal-ḫarâma in syâ’allâhu âminîna muḫalliqîna ru’ûsakum wa muqashshirîna lâ takhâfûn, fa ‘alima mâ lam ta‘lamû fa ja‘ala min dûni dzâlika fat-ḫang qarîbâ”

Artinya : “Sungguh, Allah benar-benar akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenar-benarnya, (yaitu) bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala, dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan sebelum itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat”

Tata Cara Tahallul

Bagi Anda jemaah umroh, penting untuk mengetahui tata cara pelaksanaan tahallul sebelum melakukannya. Tata cara pelaksanaan yang harus Anda tahu saat menunaikannya adalah :

  1. Tata cara melakukan yang pertama adalah menyelesaikan seluruh rangkaian wajib umroh terlebih dahulu. Jika belum, maka Anda tidak diperbolehkan untuk melaksanakan Tahallul.
  2. Tahallul dimulai dengan mencukur atau menggunting beberapa helai rambut. Namun ada sedikit perbedaan antara tata cara menggunting rambut antara wanita dan pria. Berikut penjelasannya :
  • Untuk jemaah pria, dianjurkan baginya mencukur habis semua rambut.
  • Untuk jemaah wanita, tidak dianjurkan mencukur habis rambut. Akan tetapi cukup memotong rambutnya hingga sepanjang ujung jari saja.
  1. Untuk jemaah umroh pria yang memang dari awal tidak mempunyai rambut atau sudah gundul maka tidak perlu melakukan tahallul, artinya syariat memotong rambut yang merupakan salah satu rukun haji dan umrah maka di sini tidak berlaku.

Doa Tahallul

Saat akan menggunting atau mencukur rambut, Anda/para jemaah umroh hendaknya membaca doa tahalll sebagai berikut :

اللَّهُمَّ أَثْبِتْ لي بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً، وَامْحُ عَنِّي بِهَا سَيِّئَةً

Latin : “Allahumma atsbit lii bikulli sya’ratin hasanatan, wamhu ‘annii bihaa sayyi-atan”

Artinya: “Ya Allah, tetapkan bagiku dengan setiap helai rambut yang aku cukur satu kebaikan, hapuslah dosa dariku. Dan karenanya, angkatlah untukku satu derajat di sisi-Mu.”

Haruskah Mencukur Botak Saat Tahallul?

Tahallul tidak harus mencukur rambut hingga botak (halq), tetapi boleh juga hanya memendekkan rambut (taqshir). Namun, mencukur habis lebih utama dan berpahala lebih besar dibandingkan hanya memendekkan.

Hal ini berdasarkan hadis dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur rambutnya.” Mereka bertanya, “Orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?” Beliau berdoa untuk yang ketiga, “Dan orang-orang yang memendekkan rambutnya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 1727 dan Muslim, no. 1301]

Dalam hadis ini, terlihat bahwa doa bagi yang mencukur habis (halq) diulang dua kali, sementara doa bagi yang hanya memendekkan (taqshir) disebut pada doa ketiga. Hal ini menunjukkan keutamaan mencukur botak dibandingkan hanya memendekkan rambut saat tahallul.

Baca Juga: Doa Pulang Umroh Lengkap Dengan Arti, Agar Lebih Berkah

Nah, itulah tadi informasi tentang makna, tata cara, dan hukum tahallul, sehingga Anda bisa melaksanakan tahallul dengan lebih khusyuk. Semoga perjalanan ibadah Anda semakin lancar dan diterima oleh Allah SWT! Jika masih ada pertanyaan seputar umroh, jangan ragu untuk menghubungi Hana Tours, penyelenggara perjalanan umroh terpercaya.

macam-macam tawaf

Cek 7 Macam Tawaf dan Hikmahnya yang Harus Anda Tahu!

 

Tawaf merupakan salah satu rukun wajib dalam serangkaian ibadah di Tanah Suci, baik itu ibadah umroh maupun haji. Secara sederhana, tawaf merupakan kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran searah jarum jam yang jemaah lakukan di dalam Masjidil Haram. Tawaf sendiri menjadi penentu keabsahan ibadah, dan karenanya ini tidak bisa Anda lakukan secara sembarang, terdapat anjuran yang menjadi perhatian. Supaya pelaksanaan tawaf benar, sebagai umat muslim haruslah Anda ketahui dan pahami macam-macam tawaf sebelum mengerjakannya.

Macam-macam Tawaf

Apa saja macam macam tawaf yang bisa Anda kerjakan selama menunaikan ibadah di Tanah Suci? Berikut penjelasannya :

  1. Tawaf Umroh

Tawaf umroh adalah jenis tawaf yang termasuk dalam rukun ibadah umroh.

  1. Tawaf Ifadah

Tawaf ifadah atau tawaf ziarah merupakan bagian dari rukun haji yang dilakukan setelah manasik di Mina hingga kembali lagi ke Makkah. Tawaf ifadah disebut juga Tawaf Ziarah karena meninggalkan Mina untuk pergi ke Baitullah. 

  1. Tawaf Sunnah

Tawaf sunah / tawaf tathawwu’ dilakukan secara sukarela tetapi memiliki keutamaan tertentu jika Anda lakukan pada waktu-waktu yang baik seperti setelah salat sunah atau di bulan Ramadhan. Tawaf sunah bisa Anda lakukan kapan saja dan tidak ada batasan waktu tertentu.

  1. Tawaf Nazar

Jenis tawaf selanjutnya adalah tawaf nazar. Sesuai dengan namanya, tawaf nazar adalah tawaf untuk memenuhi nazar (janji) yang Anda pernah ucapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tawaf ini hukumnya adalah wajib karena merupakan bentuk pemenuhan janji kepada Allah. Adapun waktu pelaksanaan tawaf nazar bisa kapan saja, jika memang Anda tidak meniatkan tawaf pada waktu tertentu. Namun, umumnya tawaf nazar dilakukan setelah Anda menyelesaikan rangkaian ibadah umroh atau haji.

  1. Tawaf Istilam

Tawaf istilam merupakan ibadah yang Anda lakukan semata-mata untuk menebus dosa dan mencari pengampunan Allah karena telah melakukan pelanggaran selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. Bentuk pelanggaran ini bisa berupa meninggalkan salah satu rukun ibadah, berbicara dengan sengaja saat tawaf, atau menyentuh yang bukan mahramnya saat melakukan rangkaian ibadah. Hukum tawaf istilam adalah wajib bagi yang melakukan pelanggaran. .

  1. Tawaf Wada

Wada secara bahasa berarti perpisahan. Dengan kata lain, tawaf wada adalah tawaf yang Anda lakukan sebagai bentuk perpisahan pada akhir ibadah umroh atau haji, dan sebelum meninggalkan kota Mekah. Saat mengerjakan tawaf wada, Anda dapat memanjatkan rasa syukur kepada Allah atas kelancaran seluruh rangkaian ibadah, sekaligus membaca doa agar diberi keselamatan selama perjalanan pulang.

  1. Tawaf Qudum

Meski tawaf qudum hukumnya sunah, tetapi pelaksanaannya sangat dianjurkan ketika Anda melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah dan rasa syukur bisa sampai di Tanah Suci. Maka dari itu, akan lebih baik jika Anda mendahulukan tawaf qudum sebelum melakukan aktivitas lain di Mekah.

Baca Juga: Doa Pulang Umroh Lengkap Dengan Arti, Agar Lebih Berkah

Hikmah Tawaf

Setelah memahami macam-macam tawaf, Anda juga perlu mengetahui beberapa hikmah yang bisa dipetik dari rangkaian ibadah ini. Sebab, Allah tidak pernah memerintahkan sesuatu yang tidak bijaksana untuk hamba-Nya. Adapun hikmah tawaf bagi umat muslim, seperti :

  1. Selalu Mengingat Allah

Hikmah tawaf pertama yang bisa Anda pelajari adalah tunduk kepada Allah dan memperkuat fokus beribadah. Ini sejalan dengan salah satu tujuan tawaf yakni mengingatkan setiap umat muslim bahwasanya hidup harus berputar bersama aturan dan ketentuan Allah. Utamanya dalam menjalankan kehidupan ini harus berdasarkan cinta kepada keagungan Allah.

  1. Taat pada Ketentuan Allah

Seperti pada sebelumnya, bahwa tawaf mengajarkan Anda untuk selalu taat dan patuh atas ketentuan dari Allah. Hal ini berarti Anda menunjukkan ketaatan dan meyakini sepenuhnya perintah Allah. Mengelilingi Ka’bah secara terus-menerus adalah simbol dari komitmen Anda untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan melakukan tawaf, Anda dapat merasakan kedekatan dan kasih sayang Allah.

  1. Menghapus Dosa-dosa

Dalam tawaf, Anda tidak hanya melaksanakan ibadah secara fisik, tetapi juga dengan penuh kesadaran dan keikhlasan dalam hati. Anda terlatih mengakui segala dosa dan kesalahan yang telah lalu serta meminta ampunan kepada Allah. Hal ini membantu membentuk karakter Anda menjadi pribadi yang konsisten melakukan muhasabah dan memperbaiki diri sesuai dengan perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Melatih Kesabaran dan Keikhlasan

Ketika melakukan tawaf, Anda berhadapan  langsung dengan kerumunan besar, yang memerlukan kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian diri. Dalam hal ini, hikmah tawaf yang bisa Anda ambil adalah harus belajar tenang dan ikhlas dalam situasi apapun. Ini membantu mengasah sifat-sifat positif seperti kesabaran, kedisiplinan, dan kontrol diri.

  1. Memperkuat Rasa Kesatuan Umat Muslim

Dalam tawaf, orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan bahasa bersatu dalam ibadah yang sama. Ini menciptakan rasa kesatuan sesama umat Muslim yang bersatu dalam akidah yang sama, yaitu tauhid kepada Allah. Dengan begitu, harapannya persaudaraan umat muslim di hadapan Allah dapat semakin kuat dan kokoh.

  1. Meneladani Nabi Ibrahim

Praktif tawaf juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan Nabi Ibrahim bersama dengan putranya, Nabi Ismail. Beliau bersama putranya mengambil bagian dalam rekonstruksi Ka’bah. Inilah mengapa jemaah yang telah menyelesaikan tawaf, sebaiknya menuju ke makam Nabi Ibrahim dan melakukan shalat di sana. Para jamaah diajarkan untuk mengikuti jejak para Nabi dalam menegakkan agama Allah.

Itulah macam-macam tawaf yang diwajibkan dan yang disunnahkan beserta hikmahnya yang bisa Anda ambil. Semoga informasi dapat membantu Anda sehingga nantinya Anda tidak salah dalam melaksanakan tawaf di kota suci Mekah.

syarat wajib umroh

Syarat Wajib Umroh Lengkap dengan Rukun dan Larangannya

 

Ada beberapa syarat wajib umroh yang harus dipatuhi seluruh jamaah ketika melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Selain syarat wajib, Anda sebagai umat muslim juga perlu mengetahui rukun hingga larangan yang harus Anda jauhi saat melakukan ibadah umroh. Beberapa aturan ini tidak boleh Anda anggap remeh, pasalnya ini menjadi penentu sah atau batalnya umroh yang Anda jalankan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami secara mendalam mengenai syarat wajib umroh beserta rukun dan larangannya, agar ibadah yang Anda jalankan membawa keberkahan.

Syarat Wajib Umroh

Syarat wajib umroh adalah penentu keabsahan ibadah umroh Anda. Berikut beberapa syarat wajib umroh beserta penjelasannya :

  1. Islam

Syarat wajib umroh yang pertama sekaligus yang mutlak adalah beragama islam. Tidak mempunyai kewajiban dan kelayakan bagi seseorang yang bukan beragama islam untuk menunaikan ibadah umroh karena sudah jelas tidak memenuhi syarat.

  1. Baligh

Syarat wajib umroh selanjutnya ialah baligh yang berarti dewasa dan mencapai usia yang wajib untuk melaksanakan umroh. Masa baligh ini juga berarti seorang muslim sudah bisa membedakan mana yang baik atau benar. Anak-anak tetap boleh untuk menunaikan ibadah umroh meski belum mencapai usia baligh, namun terhitung sebagai amal tathawwu’ atau sunnah.

  1. Berakal

Bagi Anda yang ingin melaksanakan ibadah umroh haruslah berakal, maksudnya sehat secara jasmani dan rohani. Bukan ibadah umroh jika kegiatan ini dilakukan oleh umat muslim yang sedang dalam dalam kondisi hilang ingatan, gila, tidak waras, sekalipun tergolong orang yang mampu.

  1. Merdeka

Merdeka menjadi syarat wajib umroh lainnya yang harus terpenuhi jika ingin berangkat ke Tanah Suci. Artinya, Anda harus memiliki kemampuan memutuskan sendiri untuk menjalankan ibadah umroh dan bukan karena keadaan terpaksa. Syarat wajib umroh juga ini didasarkan pada hadist Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Seorang budak tidak memiliki kewajiban haji dan umroh” (HR. Abu Daud).

Apabila seseorang masih dalam keadaan belum merdeka atau terikat perbudakan, maka tidak wajib untuk melakukan ibadah umroh.

  1. Mampu

Maksud dari syarat wajib umroh ini adalah Anda yang ingin berangkat ke Tanah Suci harus memiliki kemampuan secara fisik, mental, maupun finansial untuk melaksanakannya. Pasalnya, ibadah umroh membutuhkan ketahanan fisik dan mental yang kuat, serta anggaran perjalanan yang juga terbilang tidak sedikit. Hal ini penting untuk Anda pastikan agar ibadah umroh yang Anda laksanakan tidak memberatkan diri sendiri atau orang lain nantinya.

Rukun Umroh

Selain memenuhi syarat wajib umroh, wajib juga bagi Anda untuk melakukan rukun umroh supaya ibadah Anda di Tanah Suci memenuhi syariat islam. Rukun umroh merupakan hal-hal berupa amalan yang mesti Anda kerjakan saat menjalankan ibadah umroh. Berikut adalah 5 rukun umroh beserta urutannya :

  1. Ihram

Rukun pertama dalam ibadah umroh adalah Ihram. Secara umum, ihram artinya niat memasuki rangkaian ibadah umroh. Mulai dengan membaca niat umroh kemudian mengenakan pakaian ihram sebagai penutup aurat serta menjaga kebersihan.

Aturan penggunaan pakaian ihram berbeda antara pria dan perempuan, yakni :

  • Pria : Untuk jamaah pria memakai dua lembar kain ihram berwarna putih tanpa jahitan dengan cara mengikat di bagian bawah dan diselempangkan ke badan.
  • Wanita : Sementara untuk jamaah wanita dapat menggunakan pakaian muslim longgar berwarna putih yang harus menutupi seluruh bagian tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  1. Tawaf

Setelah berihram, Anda akan melakukan tawaf, yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah tujuh kali, dengan memposisikan Ka’bah di samping kiri dan dimulai dari Hajar Aswad. Pelaksanaan tawaf harus dimulai dari Hajar Aswad, bila tidak maka tawafnya tak terhitung. Ada beberapa tata cara tawaf yang perlu Anda perhatikan, yaitu:

  • Berniat di depan Hajar Aswad

Anda yang hendak melakukan tawaf dapat memulainya dengan berniat dalam hati sambil menghadap Hajar Aswad dan mengucap “Bismillahi Allahu Akbar”.

  • Mengelilingi Ka’bah dengan melawan arah jarum jam

Setelah itu, Anda akan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali berlawanan arah jarum jam. Disunnahkan untuk Anda berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama, kemudian berjalan biasa pada empat putaran yang tersisa. Jika tidak memungkinan untuk Anda berlari kecil, maka Anda dapat melakukan tawaf semampunya.

  • Membaca Doa

Hendaknya saat melakukan tawaf, Anda dapat berzikir seraya membaca doa kepada Allah, yang berbunyi :

سْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Bismillaahi wallahu akbar, allaahumma iimaanan bika wa tash- diiqan bikitaabika wa wafaa-an bi’ahdika wat tibaa’an lisunnati nabi- yyika shal lallaahu ‘alaihi wasallam”

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar, ya Allah (tawaf ini) karena iman kepada-Mu, pembenaran kepada kitab-Mu, penunaian terhadap janji-janji-Mu dan mengikuti Nabi-Mu SAW.” (HR Al-Baihaqi)

  • Menutup Tawaf Menuju Maqam Ibrahim

Selesai pada putaran ketujuh, Anda boleh berdoa untuk apa pun yang Anda inginkan. Kemudian mengakhiri tawaf dengan menuju ke Maqam Ibrahim, dan melakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertama membaca surah al-Kafirun (setelah membaca surah al-Fatihah), dan rakaat kedua membaca surah al-Ikhlas (setelah membaca surah al-Fatihah).

Baca Juga: Perlengkapan Umroh Yang Wajib Anda Siapkan, Jangan Sampai Tertinggal!

  1. Sa’i

Rukun ketiga umrah yaitu Sa’i. Ini berupa perjalanan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara dua bukit suci di Makkah, yaitu Safa dan Marwah. Adapun syarat sa’i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah terhitung satu kali putaran, kemudian berjalan lagi sebaliknya yang terhitung putaran selanjutnya. Pada putaran ketujuh, Sa’i diakhiri di Marwah tanpa kembali ke Safa. Sa’i dapat diwakilkan oleh orang lain yang mampu jika Anda tidak bisa melakukannya sendiri.

  1. Tahallul atau Mencukur Rambut

Tahallul adalah salah satu rukun umroh yakni mencukur rambut yang wajib Anda lakukan setelah Anda menyelesaikan rangkaian ibadah tawaf dan sa’i. Biasanya jamaah pria akan lebih baik untuk menggunduli rambutnya, sementara bagi perempuan adalah mencukur sedikit atau memendekkannya. Makruh bagi wanita untuk menggunduli rambut.

  1. Tertib

Rukun umroh yang terakhir adalah tertib, maksudnya Anda harus melakukan semua rukun-rukun umroh tersebut dengan tertib dan sesuai urutannya. Dengan begitu, rangkaian ibadah umroh Anda dapat dinyatakan sah dan sempurna.

Larangan Saat Umroh

Selama umroh, Anda juga harus menjaga kesucian diri dengan menghindari berbagai larangan dalam keadaan berihram. Jadi, sejak Anda melakukan rukun umroh pertama yakni membaca niat ihram di miqot, Anda sudah tidak boleh lagi melakukan beberapa hal yang tidak dianjurkan. Berikut adalah beberapa larangan saat umroh yang wajib Anda patuhi :

  1. Berkata-kata kotor, dusta, dan bertengkar
  2. Membunuh binatang buruan
  3. Memotong kuku
  4. Memakai wangi-wangian
  5. Menutup kepala bagi pria
  6. Memakai baju atau pakaian yang dijahit sesuai dengan bentuk tubuh
  7. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu kekhusyu’an ibadah orang lain.
  8. Berhubungan suami istri

Demikianlah penjelasan mengenai syarat wajib, rukun, serta larangan yang perlu Anda perhatikan selama menjalani ibadah umroh. Semoga informasi ini memberikan panduan yang berguna agar ibadah Anda berjalan lancar dan penuh berkah.

tata cara umroh pria

7 Tata Cara Umroh Pria Sesuai Syariat, Lengkap dengan Doa-Doa

 

Tata cara umroh pria sesuai sunnah penting untuk Anda pahami jika ingin menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Umroh memiliki sejumlah perbedaan antara tata cara pria dan wanita yang perlu umat muslim jalankan agar pengerjaannya tidak asal-asalan dan bernilai sah bagi Allah. Oleh karena itu, bagi calon jamaah pria perlu mengetahui tata cara yang sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan.

Tata Cara Umroh Pria

Terdapat tata cara umroh pria yang wajib Anda penuhi agar ibadah yang Anda tunaikan bernilai sah sesuai dengan syariat islam. Berikut tata cara umroh untuk pria secara umum, antara lain :

  1. Mandi Junub Sebelum Menuju Miqat

Tata cara umroh pria pertama yang harus Anda lakukan adalah mempersiapkan diri dengan mandi junub atau mandi wajib sebelum berangkat menuju Miqat. Miqat merupakan tempat mulainya ihram atau berniat umroh. Ada beberapa sunnah yang bisa Anda kerjakan dalam tata cara umroh pria saat hendak berihram seperti, memakai wangi-wangian, memotong kuku, serta merapikan jenggot.

Jamaah pria sebaiknya membaca niat ihram dari tempat Miqat dengan mengucapkan kalimat talbiyah yang berbunyi :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni’mata laka wal-mulk, la syarika lak”

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).”

  1. Mengenakan Pakaian Ihram

Usai membersihkan diri, tata cara umroh pria berikutnya adalah mengenakan pakaian ihram. Untuk pria, pakaian ihram ini berupa dua helai kain putih, sedangkan satu lainnya dapat menjadi sarung. Kain ihram sebaiknya terbuat dari bahan katun yang putih dan tidak berjahit.

  1. Membaca Niat Ihram

Setibanya di Miqat, ucapkan niat ihram dalam hati. Jamaah pria membaca niat ihram dari tempat Miqat dengan mengucapkan kalimat talbiyah yang berbunyi :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni’mata laka wal-mulk, la syarika lak”

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).”

Jamaah pria dapat membaca kalimat talbiah saat hendak memulai Tawaf hingga melihat Ka’bah sambil mengeraskan suara.

  1. Melakukan Tawaf 7 Kali

Tata cara umroh pria yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah tawaf. Tawaf merupakan kegiatan mengelilingi Ka’Bah sebanyak 7 kali putaran yang dimulai di Hajar Aswad dan diakhiri di tempat itu juga. Jamaah pria sebaiknya berlari-lari kecil di antara bukit Safa dan Marwah pada 3 putaran pertama, sedangkan di 4 putaran terakhir berjalan biasa. Setelah Tawaf, jemaah Pria dapat berjalan menuju Maqam Ibrahim sambil membaca surah Al Baqarah ayat 125 yang berbunyi :

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Arab latin: Wa iż ja’alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa ‘ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā’īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-‘ākifīna war-rukka’is-sujụd”

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud,”

  1. Beristirahat dan Minum Air Zam-zam

Usai Tawaf, tata cara umroh pria selanjutnya adalah bersitirahat dan minum air zam-zam. Saat meminum air zam-zam, dianjurkan untuk membaca doa minum air zam-zam yang berbunyi :

اللهم اني اسالك علما نافعا، و رزقا واسعا و شفاء من كل داء و سقم برحمتك يا ارحم الراحمين.

“Allahumma inni asaluka ilman nafian wa rizqon waasian wa syifaan min kuli daain wa saqomin bi rohmatika yaa arhamar roohimiin.”

Artinya : “Allah aku mohon padamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit”

  1. Sa’i

Sa’i bisa Anda lakukan dengan berjalan kaki atau berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Ini merupakan tata cara umroh pria yang keenam. Di atas Bukit Safa, jamaah pria dapat menghadap Ka’bah dan membaca doa berikut ini:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Artinya : “Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian,”

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jamaah pria saat melakukan Sa’i, di antaranya :

  • Niatkan Sa’i untuk mendekatkan diri kepada Allah
  • Pria sebaiknya berlari sedikit lebih cepat
  • Pria tidak harus menutup aurat saat melakukan Sa’i.
  • Pria sebaiknya menjaga kesopanan dan tidak mengganggu wanita saat melakukan Sa’i.
  1. Tahallul

Selanjutnya, Anda akan melaksanakan Tahallul yakni mencukur atau menggunting rambut bagi jamaah umroh. Untuk pria sebaiknya mencukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul juga tidak apa-apa. Anda dapat menutupnya dengan doa setelah tahallul atau selesai menggunting rambut seperti di bawah ini :

اَلْحَمْدُ للهِ الَّدِى قَضَى عَنَا مَنَاسِكَنَا. اَللَّهُمَّ زِدْنَا اِيْمَانَا وَيَقِيْنَا وَعَوْنَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ

“Alhamdulillaahil ladzii qadhaa ‘anna manaasikana. Allaahumma zidnaa iimaanan wa yaqiinan wa’aunan waghfirlanaa wa liwaalidainaa wa lisaa iril muslimiina wal muslimaat”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelesaikan manasik kami. Ya Allah, tambahkanlah kepada kami iman, keyakinan dan pertolongan. Dan ampunilah kami, kedua orang tua kami dan seluruh kaum muslimin dan muslimat.”

Baca Juga: Perlengkapan Umroh Yang Wajib Anda Siapkan, Jangan Sampai Tertinggal!

Pada tahapan inilah berakhir rangkaian tata cara umroh pria yang bisa Anda kerjakan.

Inilah rangkaian tata cara umroh pria yang harus Anda lakukan agar ibadah umrah Anda dapat sah. Semoga Umroh Anda Allah terima, dan semoga artikel ini membantu Anda memahami tata cara umroh pria.