Mulai tahun 2025, Pemerintah Arab Saudi mewajibkan vaksin polio sebagai salah satu syarat perjalanan ibadah umroh ke Baitullah. Aturan ini menyusul persyaratan vaksin meningitis yang selama ini telah berlaku bagi para jemaah. Dengan begitu, Sobat Hana bisa berangkat dengan hati tenang juga fokus yang maksimal lengkap dengan vaksin polio, yaitu perlindungan nyata terhadap ancaman penyakit berbahaya sebagai bagian dari persiapan umroh. Lalu, sebenarnya jenis vaksin polio apa yang jemaah umroh terima serta kapan waktu terbaik untuk divaksinasi? Simak pembahasan lengkap berikut ini.
Daftar Isi
TogglePemerintah Arab Saudi Tambah Syarat Vaksin Polio untuk Umroh
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah telah mengonfirmasi syarat terbaru terkait vaksin polio buat jemaah umroh. Dalam informasi resminya, KJRI Jeddah menyebutkan bahwa warga Indonesia yang akan bepergian ke Arab Saudi wajib menerima vaksin meningitis juga polio.
Seruan vaksin polio buat jemaah umroh juga disampaikan oleh Kementerian Republik Indonesia (Kemenkes RI). Tak hanya untuk memenuhi persyaratan dari Arab Saudi, hal ini juga merupakan bentuk upaya global meminimalisir penyebaran virus polio ke Arab Saudi atau bahkan kembali ke Indonesia.
Polio sendiri menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dengan sangat cepat. Apalagi di tempat yang sangat ramai seperti di Tanah Suci, dan karenanya jemaah wajib melakukan vaksin polio.
Jenis Vaksin Polio Umroh yang Digunakan di Indonesia
Adapun jenis vaksin polio yang umumnya digunakan di Indonesia di antaranya:
- Inactived Poliovirus Vaccine (IPV), salah satu jenis vaksin polio yang dianggap paling efektif dalam merangsang produksi sistem antibodi untuk mencegah penyebaran virus polio ke sistem saraf tubuh. IPV yang disuntikkan ke dalam tubuh bisa dengan cepat mengenali virus polio, jadi Sobat akan terlindungi bahkan jika terpapar virus di kemudian hari.
- Oral Polio Vaccine (OPV) umumnya digunakan dalam program imunisasi massal. Sementara IPV disuntikkan, vaksin OPV masuk ke dalam tubuh dengan cara diteteskan, sangat cocok buat anak-anak. Dalam kasus yang sangat jarang, bisa menyebar melalui kontak kepada seseorang yang belum divaksinasi, sebab OPV mengeluarkan virus melalui feses.
Sementara IPV bekerja dengan cara mematikan virus, vaksin OPV berfokus menjaga kekebalan saluran pencernaan untuk mencegah penyebaran virus. Keduanya sama-sama direkomendasikan, tapi untuk dewasa, vaksin IPV dinilai jauh lebih aman. Untuk keperluan umroh, Pemerintah Arab Saudi lebih menganjurkan penggunaan vaksin IPV.
Waktu Ideal Jemaah Umroh melakukan Vaksin Polio Sebelum Keberangkatan
Jemaah umroh disarankan untuk melaksanakan vaksinasi polio dalam jeda waktu 2–4 minggu sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Jeda waktu tersebut membuat tubuh lebih siap untuk memproduksi antibodi yang lebih maksimal. Apabila tidak bisa memenuhi waktu yang disarankan, pastikan Sobat sudah menerima vaksinasi ini paling lambat 10 hari sebelum keberangkatan.
Di mana Jemaah Umroh Mendapatkan Vaksin Polio?
Untuk melaksanakan vaksin polio, jemaah umroh bisa mendapatkannya di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan baik tingkat Pemerintah Kota/Kabupaten serta swasta, seperti:
- Puskesmas
- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
- Laboratorium Kesehatan Daerah
- Apotek
- Rumah sakit swasta
- Klinik vaksinasi swasta spesialis
Saat ini sudah banyak fasilitas kesehatan tingkat Pemerintah Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan preventif atau pencegahan penyakit, salah satunya pemberian vaksin polio. Sobat bisa menghubungi faskes yang dituju lewat nomor telepon atau mendatangi langsung untuk memastikan lebih lanjut perihal ketersediaan vaksin serta jadwal dan prosedurnya.
Untuk kenyamanan juga keamanan prosedur kegiatan vaksin, pilihlah layanan kesehatan yang terpercaya dan terakreditasi resmi. Hanya faskes resmi sajalah yang bisa menerbitkan International Certificate of Vaccination (ICV) atau ‘Buku Kuning’ sebagai bukti sah vaksinasi yang diakui secara internasional.
Biaya Vaksin Polio Umroh Bervariasi di Setiap Faskes
Biaya vaksin polio untuk kebutuhan perjalanan umroh bisa berbeda-beda tergantung masing-masing fasilitas kesehatan (faskes). Unit layanan kesehatan milik Pemerintah Kota biasanya lebih terjangkau, umumnya berada di kisaran Rp 100.000 – Rp 250.000. Harga tersebut sudah termasuk dengan layanan administrasi serta cetak buku kuning (ICV).
Sementara kalau vaksin polio Sobat lakukan di faskes non pemerintah, tentunya harga yang ditawarkan cenderung lebih mahal. Keseluruhan biaya akan ditanggung penuh oleh konsumen termasuk biaya konsultasi dengan dokter, berbeda dengan faskes pemerintah yang disubsidi.
Efek Samping Vaksin Polio dan Cara Mengatasinya
Hampir semua jenis vaksin memiliki risiko yang sama dalam menimbulkan efek samping, tak terkecuali vaksin polio. Respons sistem kekebalan tubuh setiap orang tidaklah sama terhadap vaksin yang diterima, jadi efek samping vaksin polio yang ditimbulkan bisa berbeda-beda. Namun, ada beberapa efek samping vaksin polio yang umumnya terjadi, yaitu:
- Rasa nyeri di bekas suntikan.
- Demam ringan.
- Pegal.
- Pusing.
- Gangguan pencernaan ringan.
- Rewel (biasanya terjadi pada anak-anak).
Munculnya efek samping menjadi tanda bahwa kekebalan tubuh sedang bekerja dalam membentuk antibodi terhadap virus polio, jadi Sobat tidak perlu khawatir.
Efek samping ini biasanya akan hilang dalam hitungan satu atau dua hari saja. Atasi gejala yang muncul dengan mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter juga beristirahatlah yang cukup. Untuk rasa nyeri di kulit, Sobat bisa memberikan kompres dingin di lokasi penyuntikan vaksin polio selama 15–20 menit.